Dalam menjalankan visi misinya, PT JayaAbadi memerlukan kesiapan infrastruktur baik di level jaringan maupun level service-nya. Untuk mendukung kesiapan itu, alat ukur dan tool lain yang terkait sangat perlu diperhatikan realiability dan kemampuannya untuk mendukung operasional. Apalagi dengan diterapkannya ISO 9000 untuk memberi jaminan konsistensi mutu pada proses dan layanan yang diberikan kepada kastamer.
Dalam menjalankan tugasnya, Lab Kalibrasi memerlukan infrastruktur yang tidak sedikit dan relatif mahal, terutama alat-alat standard yang menjadi acuan akurasi bagi semua alat ukur yang dikalibrasi. Dan lebih dari itu, Lab juga harus membuat dan mempertahankan kepatuhan terhadap ketentuan nasional (kepatuhan terhadap aturan-aturan Komite Akreditasi Nasional) dan internasional (ISO/IEC 17025).
Selain program “wajib” untuk melakukan kalibrasi sebagian besar alat ukur milik PT JayaAbadi, Lab juga dikenakan kewajiban sebagai profit centre, sehingga ada target finansial tersendiri dari Manajemen.
Tahun 2009 ini adalah tahun ke-13 operasional Lab. Pada tahun ini, selain program rutin yang biasa dilakukan sepanjang tahunnya, ada kegiatan investasi yang akan dilakukan, yaitu untuk mengganti beberapa kalibrator yang dinilai sudah kurang baik lagi kinerjanya.
Disamping itu dengan adanya persaingan yang sudah beberapa tahun terakhir mulai terasa dampaknya, yaitu dengan hadirnya beberapa Lab kalibrasi baik dari dalam maupun dari luar negeri, maka sudah saatnya manajemen Lab memperhatikan juga posisi bisnisnya saat ini. Bagaimana skenario pricing, kepuasan layanan bagi pelanggan, kemampuan SDM, dan strategi bisnis adalah beberapa hal yang harus dipikirkan oleh manajemen untuk tetap menjaga keberlangsungan Lab.
Gambar 1. Infrastruktur Calibratror dan Standard Primer di Lab Kalibrasi JayaAbadi (di dalam box adalah standard dan calibrator hasil investasi baru tahun 2008)
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, maka perlu ada penelitian tentang permasalahan-permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini akan dibuat suatu alternatif solusi (setidaknya menjadi suatu pandangan ilmiah) tentang suatu parameter teknik dan ekonomi, yaitu tentang offered uncertainty dan Net Present Value untuk 5 tahun ke depan (2010 – 2015) dimana pada tahun 2009 ini akan diadakan investasi berupa pembelian beberapa kalibrator baru.
Jika rumusan masalah diwujudkan dalam bentuk pertanyaan, berikut ini adalah masalah-masalah yang akan dicoba dicarikan solusinya pada penelitian kali ini :
1. Dengan kondisi pricing saat ini, ditambah dengan renacana investasi pada tahun 2009 ini, bagaimanakah pemodelan tekno ekonomi yang sesuai dengan kondisi Lab JayaAbadi MSC untuk mendapatkan offered uncertainty dan NPV ?
Catatan : offered uncertainty adalah angka yang menggambarkan akurasi yang dapat dicapai oleh Lab untuk suatu alat ukur milik kastamer. Sebelum kastamer meminta layanan kalibrasi untuk suatu alat ukur X miliknya, dia bisa meminta perkiraan akurasi yang akan didapatkannya untuk alat ukur tersebut. Offred Uncertainty ini akan menjadi salah satu pertimbangan teknis apakah kastamer tersebut jadi atau tidak memberi order layanan kepada Lab.
2. Berapakah floor price untuk setiap alat ukur yang nantinya akan dijadikan rujukan untuk membuat tarif layanan kepada kastamer?
3. Dalam skenario investasi dan proyeksi pemasaran dalam waktu 5 tahun ke depan tersebut, berapakah probabilitas Lab akan mendapatkan NPV negatif (di bawah 0) ?
4. Strategi apa yang perlu dilakukan oleh Lab untuk dapat meningkatkan kemampuan tekno-ekonomi-nya di dalam rentang life time atau bahkan di masa datang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu alternatif model tekno-ekonomi yang cocok dengan kondisi Lab saat ini. Ini bisa menjadi salah satu bahan masukan bagi Manajemen Lab untuk kelangsungan bisnis kalibrasi di masa datang.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada tulisan ini dibatasi oleh parameter input dan output yang dipilih untuk dijadikan parameter pemodelan yang akan dibuat, yang jika digolongkan menjadi dua jenis meliputi :
1. Pembahasan tentang aspek teknik akan dibatasi pada tingkat akurasi pengukuran pada layanan kalibrasi yang dapat ditawarkan kepada kastamer (offered uncertainty). Disain dan hasil perhitungan akurasi ini sudah harus memenuhi regulasi kalibrasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan ISO 17025, dengan constraint Best Measurement Capabbility (BMC).
2. Pembahasan tentang aspek ekonomi akan dibatasi pada beberapa parameter, yaitu :
a. Pentarifan berdasarkan teknik Activity Based Costing (ABC)
b. Parameter profitability yaitu NPV, IRR dan PB dari investasi yang dilakukan
3. Dari aspek-aspek tersebut akan dibuatkan suatu pemodelan untuk melakukan analisa sensitivitas atau analisa resiko investasi.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitis terhadap data-data yang didapatkan, berdasarkan pada teori kalibrasi, teori pemodelan, analisa sensitivitas atau analisa resiko.
1.6 Hipotesis
Untuk mendapatkan NPV Lab kalibrasi untuk waktu pengamatan lima tahun dari tahun 2010 sampai 2014, maka akan dibuat suatu model yang mengakomodasi hampir semua faktor yang signifikan berpengaruh terhadapnya. Faktor tersebut meliputi faktor teknis dan non teknis atau bauran keduanya, yang secara hipotesis meliputi kondisi ekonomi dan investasi, regulasi, demand, kompetisi, teknologi dan kondisi sistem eksisting.
Pada penelitian kali ini akan coba dibahas dua output yaitu NPV dan Offered Uncertainty, dimana keduanya adalah besaran yang tidak saling berhubungan, namun memiliki faktor-faktor input yang hampir sama dengan besar bobot dan mekanisme logika pengaruh yang berbeda-beda.
Gambar 2. Hipotesa Pemodelan
Perhitungan NPV dibuat dengan asumsi utama akreditasi Lab Kalibrasi tetap dapat dipertahankan dan kondisi mutu layanan eksisting yang berjalan selama ini minimal dapat dipertahankan. Jadi perhitungan NPV di sini diasumsikan tidak dipengaruhi faktor teknologi (termasuk faktor uncertainty), karena faktor ini secara default sudah menjadi syarat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Selama 12 tahun, dari 1996 sampai 2008, Lab Kalibrasi JayaAbadi MSC selalu bisa mempertahankan sertifikat akreditasi dari KAN ini, atau dengan kata lain syarat default kondisi eksisting “tidak sulit” untuk dipertahankan Lab Kalibrasi.
Sedangkan penggunaan konsep Offered Uncertainty ini adalah sebagai upaya memudahkan kastamer dan teknisi Lab untuk bisa mengkomunikasikan kemampuan teknis Lab, yang salah satu besaran utamanya adalah uncertainty. Sebagai catatan, konsep ini adalah konsep baru yang belum pernah dikembangkan oleh Lab Kalibrasi JayaAbadi MSC.
1.7 Sistematika Penulisan
Pada bab 1 akan diuraikan tentang latar belakang penelitian, tujuan, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Pada bab 2 akan diuraikan tentang teori pendukung dan sekaligus bagaimana pemodelan yang akan digunakan pada analisa. Beberapa teori akan diberikan secara singkat, sekedar cukup menjelaskan tentang pemodelan yang akan dibuat.
Pada Bab 3 akan diuraikan data pendukung untuk penelitian ini.
Bab 4 membahas analisa teknis, sesuai dengan paramater teknis yang menjadi input dari model yang dibuat.
Bab 5 adalah bahasan untuk analisa ekonomi dari penelitian ini, dimana NPV menjadi output dan target utama dari pemodelan. Juga akan dilakukan analisa resiko investasi.
Bab 6 berisi kesimpulan dan saran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar